Translating Articles with Idiomatic Expressions
Name: Katrina Desiree Jaafar
NPM: 15614800
Class: 4SA01
*The idiomatic expressions are in bold and underlined*
Original
Article
Understanding
the Future through Cinema
By Muhammad Haikal Satria
The recently released
movie Ready Player One has been selling out theaters all over the world. The
movie predicts a near future in which everyone has left reality and escaped
into a world of virtual reality. Much of the film’s popularity can be credited
to the long history of humans trying to predict the future.
The more creative
individuals of our society have historically led the way in making these
predictions. On a narrow scope, writers and painters have created their own
worlds, building a reality that may or may not have any tethers to our own.
This is where the likes of Star Wars, Star Trek, Lord of The Rings and Dune
come in. Other artists have attempted to tackle the problem on a much wider and
more realistic scope, pondering what the human species might look like 10 or 20
years into the future.
Many media platforms
have been used to imagine what the future could look like. A Fast Company
article from 2012 highlighted how French postcards from 1910 accurately
predicted the technology found in 2000. George Orwell's classic novel 1984 inspired
millions to be more wary of Big Brother. The TV series The Simpsons has long
made satirical predictions that have bizarrely come true. But of all the media
platforms used to predict the future, none have been so popular nor widely used
as cinema.
Paintings and books that
predict the future leave much
to the imagination. Books provide a literary explanation of events, but
no images to visually back them up. Paintings provide a visual account of
events, but leave many questioning "what happens after?".
Cinema invades the mind
of its audience, providing a visual illustration of what the future might look
like, leaving little to the
imagination. Stories are rarely those of a single individual, but rather
stories of a society and the world they currently live in. These provide a
perspective not only into the lives of the heroes, but also about the people
surrounding them.
So how exactly do
movies "predict" the future? There have been many narratives circling
in pop culture, ranging from technological utopias, barren wastelands, to
futures not much different from our present.
Animated movies are
usually the main drivers behind the predictions of a positive future. Meet the
Robinsons, Big Hero 6 and Astro Boy provide visions of a future that is a mix
of technological utopia and colorful megacities. Time machines, tubular
transportation and huge squishy walking hospitals are no doubt technological
advancements that everyone wants, a result of an admittedly optimistic view of
the future.
On the other side of the
spectrum, we have movies that project a grittier picture of the future. These
movies usually revolve around the rise of sentient technology, starvation, or
the demise of the human species. Some notable members of this group are Blade
Runner, the Mad Max franchise, 2001: A Space Odyssey and Interstellar. The
worlds these movies build are often filled to the brim with crime and poverty. Interstellar and Mad
Max base their stories on food scarcity, while Blade Runner and 2001: A Space
Odyssey focus on the rise of artificial intelligence. It’s also interesting to
note we have the outliers like Wall-E, which predicts the demise of the human
race and the dominance of sentient robots, yet packages it in a kid-friendly
manner.
Nearing the middle of
the spectrum, we have the realistic predictions. These are the movies that are
neither extremely optimistic nor pessimistic, focusing more on how far our
society has progressed and what lies one or two steps ahead.
But this last group is
probably the most interesting group of films among the others. These movies
cause the most fear and hope, due to their premises being mostly based on
reality and pre-existing technology. Look no further than Spike Jonze's Her for
an example. Her chronicles a love story between a lonely man and his virtual
assistant. At the time, Siri had only been out for three years, while Alexa and
Google Assistant weren't even in existence yet. Ar the time, Her seemed to be a
bit unimaginable. But now? The trio of smart assistants have taken the world by storm,
and we rely on them for more day-to-day tasks. We have come closer and closer
to the reality of Her.
So what should we do
with these predictions? Well, we can take most of them with a grain of salt. There are tons of
'predictions' made by popular films that ultimately end up as nothing more than
predictions. Star Trek and Star Wars have existed since the 1970's, yet we are
not any closer to hyperspeed space travel (though Elon Musk certainly is trying
hard).
These movies can also
serve as a reminder and an illustration of what the future will look like if
we're not careful. The choices we make as a society will determine whether
we'll start living with our own Baymax, or whether we end up living through an
episode of the Black Mirror series. (wng)
Google translate
version
Memahami
Masa Depan melalui Sinema
Film yang baru-baru ini
dirilis, Ready Player One, telah menjual bioskop di seluruh dunia. Film ini
memprediksi masa depan yang dekat di mana setiap orang telah meninggalkan
realitas dan melarikan diri ke dunia realitas virtual. Sebagian besar
popularitas film dapat dikreditkan ke sejarah panjang manusia yang mencoba
memprediksi masa depan.
Individu yang lebih
kreatif dari masyarakat kita secara historis memimpin jalan dalam membuat
prediksi ini. Pada lingkup yang sempit, para penulis dan pelukis telah
menciptakan dunia mereka sendiri, membangun realitas yang mungkin atau mungkin
tidak memiliki tethers untuk kita sendiri. Di sinilah orang-orang seperti Star
Wars, Star Trek, Lord of The Rings dan Dune datang. Para seniman lain telah
mencoba untuk mengatasi masalah ini pada lingkup yang jauh lebih luas dan lebih
realistis, merenungkan apa spesies manusia mungkin terlihat seperti 10 atau 20
tahun Menuju masa depan.
Banyak platform media
telah digunakan untuk membayangkan seperti apa masa depan itu. Sebuah artikel
Fast Company dari tahun 2012 menyoroti bagaimana kartu pos Prancis dari tahun
1910 secara akurat memprediksi teknologi yang ditemukan pada tahun 2000. Novel
klasik George Orwell 1984 menginspirasi jutaan orang untuk lebih waspada
terhadap Big Brother. Serial TV The Simpsons telah lama membuat prediksi satir
yang telah menjadi kenyataan. Tetapi dari semua platform media yang digunakan
untuk memprediksi masa depan, tidak ada yang begitu populer dan tidak banyak
digunakan sebagai bioskop.
Lukisan dan buku yang
meramalkan masa depan meninggalkan banyak imajinasi. Buku memberikan penjelasan
kesusastraan tentang peristiwa, tetapi tidak ada gambar untuk secara visual
mendukungnya. Lukisan memberikan laporan visual tentang peristiwa, tetapi
meninggalkan banyak pertanyaan "apa yang terjadi sesudahnya?".
Sinema menyerbu pikiran
para pendengarnya, memberikan gambaran visual tentang seperti apa masa depan,
meninggalkan sedikit imajinasi. Cerita jarang orang-orang dari satu individu,
melainkan cerita masyarakat dan dunia tempat mereka tinggal. Ini memberikan
perspektif tidak hanya ke dalam kehidupan para pahlawan, tetapi juga tentang
orang-orang di sekitarnya.
Jadi bagaimana
sebenarnya film "memprediksi" masa depan? Ada banyak narasi yang
berputar-putar dalam budaya pop, mulai dari utopias teknologi, lahan kritis
tandus, hingga masa depan yang tidak jauh berbeda dari masa kini.
Film animasi biasanya
merupakan pendorong utama di balik prediksi masa depan yang positif. Meet the
Robinsons, Big Hero 6 dan Astro Boy memberikan visi masa depan yang merupakan
perpaduan utopia teknologi dan kota-kota besar yang berwarna-warni. Mesin
waktu, transportasi tubular, dan rumah sakit berjalan yang licin, tidak
diragukan lagi merupakan kemajuan teknologi yang diinginkan semua orang, hasil
dari pandangan masa depan yang diakui optimis.
Di sisi lain spektrum,
kami memiliki film yang memproyeksikan gambaran masa depan yang lebih tajam.
Film-film ini biasanya berkisar pada munculnya teknologi hidup, kelaparan, atau
matinya spesies manusia. Beberapa anggota penting dari grup ini adalah Blade
Runner, franchise Mad Max, 2001: A Space Odyssey dan Interstellar. Dunia yang
dibangun film-film ini sering dipenuhi dengan kejahatan dan kemiskinan. Interstellar and Mad
Max mendasarkan cerita mereka pada kelangkaan makanan, sementara Blade Runner
dan 2001: A Space Odyssey fokus pada peningkatan kecerdasan buatan. Ini juga
menarik untuk dicatat bahwa kita memiliki pencilan seperti Wall-E, yang
memprediksi kematian ras manusia dan dominasi robot mahluk, namun mengemasnya
dengan cara yang ramah anak.
Mendekati tengah
spektrum, kami memiliki prediksi yang realistis. Ini adalah film-film yang
tidak terlalu optimistik atau pesimistik, lebih berfokus pada seberapa jauh
masyarakat kita telah maju dan apa yang ada satu atau dua langkah ke depan.
Tetapi kelompok
terakhir ini mungkin adalah kelompok film yang paling menarik di antara yang
lain. Film-film ini menyebabkan ketakutan dan harapan yang paling, karena
tempat mereka sebagian besar didasarkan pada realitas dan teknologi yang sudah
ada sebelumnya. Lihat tidak lebih dari Spike Jonze's Her sebagai contoh. Dia
mengisahkan kisah cinta antara seorang pria kesepian dan asisten virtualnya.
Pada saat itu, Siri baru keluar selama tiga tahun, sementara Alexa dan Asisten
Google bahkan belum ada. Saat itu, sepertinya dia sedikit tidak terbayangkan.
Tapi sekarang? Trio asisten yang pintar telah mengambil dunia dengan badai, dan kami
mengandalkan mereka untuk tugas-tugas sehari-hari. Kita telah semakin dekat
dengan realitas-Nya.
Jadi apa yang harus
kita lakukan dengan prediksi ini? Yah, kita dapat mengambil sebagian besar dari mereka dengan butiran garam. Ada
banyak 'ramalan' yang dibuat oleh film-film populer yang pada akhirnya berakhir
tidak lebih dari prediksi. Star Trek dan Star Wars sudah ada sejak tahun
1970-an, namun kita tidak lebih dekat dengan perjalanan luar angkasa hiperspeed
(meskipun Elon Musk pasti sedang berusaha keras).
Film-film ini juga
dapat berfungsi sebagai pengingat dan ilustrasi seperti apa masa depan jika
kita tidak berhati-hati. Pilihan yang kita buat sebagai masyarakat akan
menentukan apakah kita akan mulai hidup dengan Baymax kita sendiri, atau apakah
kita akhirnya hidup melalui episode dari seri Black Mirror.
Revised version
Memahami
Masa Depan melalui Film
Film yang baru-baru ini
dirilis, Ready Player One, telah meraup
banyak penonton bioskop di seluruh dunia. Film ini memprediksi masa depan yang
dekat dimana setiap orang telah meninggalkan dunia nyata dan melarikan diri ke
dunia realitas virtual. Sebagian besar popularitas film ini dapat didasari oleh sejarah panjang manusia yang mencoba untuk memprediksi masa depan.
Para individu kreatif di
masyarakat kita secara historis membuat jalan dalam membuat prediksi ini. Pada
lingkup yang sempit, para penulis dan pelukis telah menciptakan dunia mereka
sendiri, dunia yang mungkin atau tidak mungkin memiliki hubungan dengan dunia realita
kita sendiri. Di sinilah film-film seperti Star
Wars, Star Trek, Lord of The Rings dan Dune
muncul. Para seniman lain telah mencoba untuk mengatasi masalah ini pada
lingkup yang jauh lebih luas dan lebih realistis, merenungkan seperti apa wujud
manusia pada waktu 10 atau 20 tahun ke depan.
Banyak platform media yang
telah digunakan untuk membayangkan seperti apa masa depan itu. Sebuah artikel dari
Fast Company pada tahun 2012 menyoroti bagaimana kartu pos Prancis dari tahun
1910 secara akurat memprediksi teknologi yang ditemukan pada tahun 2000. Novel
klasik George Orwell yang berjudul 1984
menginspirasi jutaan orang untuk lebih waspada terhadap serial TV Big Brother. Serial TV The Simpsons telah lama membuat prediksi
satir yang telah menjadi kenyataan. Tetapi dari semua platform media yang
digunakan untuk memprediksi masa depan, tidak ada yang begitu populer dan banyak
digunakan seperti film.
Lukisan dan buku yang
meramalkan masa depan memerlukan imajinasi. Buku memberikan penjelasan tentang suatu peristiwa,
tetapi tidak ada gambar yang dapat mendukungnya secara visual. Lukisan
memberikan laporan visual tentang suatu peristiwa, tetapi meninggalkan banyak
pertanyaan mengenai "apa yang akan terjadi selanjutnya?".
Film menyerbu pikiran
para penontonnya dengan memberikan gambaran visual tentang seperti apa wujud masa
depan sehingga penonton tidak perlu membayangkannya. Ceritanya lebih sering melibatkan sebuah masyarakat dan dunia
tempat mereka tinggal, dibanding cerita mengenai seorang individual. Hal-hal
inilah yang memberikan suatu perspektif tidak hanya mengenai kehidupan para
pahlawannya, tetapi juga karakter-karakter yang berada disekitar mereka.
Jadi bagaimana
sebenarnya sebuah film "memprediksi" masa depan? Ada banyak narasi
seputar budaya pop, mulai dari utopia teknologi, negeri-negeri terlantar yang
gersang, hingga masa depan yang tidak jauh berbeda dari masa kini.
Film-film animasi
biasanya merupakan pendorong utama di balik prediksi masa depan yang positif. Meet the Robinsons, Big Hero 6 dan Astro Boy
memberikan bayangan masa depan yang merupakan perpaduan utopia teknologi dan
kota-kota besar yang berwarna-warni. Mesin waktu, transportasi tubular, dan
rumah sakit berjalan yang lembut, tidak diragukan lagi merupakan kemajuan
teknologi yang diinginkan semua orang, sebuah hasil dari pandangan masa depan
yang dapat dikatakan optimis.
Di sisi lain spektrum, kita
memiliki film yang menampilkan gambaran masa depan yang lebih keras. Film-film
ini biasanya melibatkan adanya kecerdasan buatan, kelaparan, atau punahnya manusia. Beberapa film penting dari grup ini adalah Blade Runner, franchise Mad Max, 2001: A Space Odyssey dan Interstellar.
Dunia yang dibangun dalam film-film ini sering dipenuhi dengan kejahatan dan kemiskinan. Interstellar and Mad Max mendasarkan cerita mereka pada kelangkaan makanan,
sementara Blade Runner dan 2001: A Space Odyssey fokus pada evolusi
kecerdasan buatan. Ini juga menarik untuk dicatat bahwa kita memiliki karakter pencilan
seperti Wall-E, yang memprediksi
kematian manusia dan dominasi robot, namun mengemasnya dengan cara yang ramah
untuk anak-anak.
Mendekati pertengahan spektrum, kita memiliki film prediksi yang realistis. Ini adalah film-film yang
tidak terlalu optimistik atau pesimistik, lebih berfokus pada seberapa jauh
masyarakat kita telah berkembang dan apa yang akan terjadi satu atau dua langkah ke masa
depan.
Tetapi kelompok
terakhir ini mungkin adalah kelompok film yang paling menarik di antara yang
lain. Film-film ini yang paling menyebabkan timbulnya rasa ketakutan dan juga harapan,
karena sebagian besar dari ceritanya didasarkan pada realitas dan teknologi yang
sudah ada sebelumnya. Contoh sederhananya adalah film Her karya Spike Jonze. Film ini mengisahkan kisah cinta antara
seorang pria yang kesepian dan asisten virtualnya. Pada saat itu, Siri baru keluar selama tiga tahun,
sementara Alexa dan Google Assistant bahkan belum ada. Saat
itu, film Her terlihat sedikit sulit
untuk dibayangkan. Tapi sekarang? Trio asisten yang pintar tersebut telah menjadi terkenal, dan kita
mengandalkan mereka untuk tugas-tugas sehari-hari. Kita telah semakin dekat
dengan realitas Her.
Jadi apa yang harus
kita lakukan dengan prediksi ini? Yah, kita tidak perlu mempercayainya. Ada banyak 'ramalan'
yang dibuat oleh film-film populer yang pada akhirnya tidak lebih dari sebuah prediksi.
Star Trek dan Star Wars sudah ada sejak tahun 1970-an, namun kita belum bisa
melakukan perjalanan luar angkasa dengan hiperspeed
(meskipun Elon Musk pasti sedang berusaha keras).
Film-film ini juga
dapat berfungsi sebagai sebuah pengingat dan ilustrasi mengenai seperti apa
masa depan kita jika kita tidak berhati-hati. Pilihan yang kita ambil sebagai
masyarakat akan menentukan apakah kita akan mulai hidup dengan Baymax kita sendiri, atau apakah kita hidup
seperti episode dari seri Black Mirror.