Monday, May 7, 2018

Tugas 3 Penerjemahan Berbantuan Komputer


Translating Articles with Idiomatic Expressions

Name: Katrina Desiree Jaafar
NPM: 15614800
Class: 4SA01

*The idiomatic expressions are in bold and underlined*

Original Article
Understanding the Future through Cinema

By Muhammad Haikal Satria



The recently released movie Ready Player One has been selling out theaters all over the world. The movie predicts a near future in which everyone has left reality and escaped into a world of virtual reality. Much of the film’s popularity can be credited to the long history of humans trying to predict the future.

The more creative individuals of our society have historically led the way in making these predictions. On a narrow scope, writers and painters have created their own worlds, building a reality that may or may not have any tethers to our own. This is where the likes of Star Wars, Star Trek, Lord of The Rings and Dune come in. Other artists have attempted to tackle the problem on a much wider and more realistic scope, pondering what the human species might look like 10 or 20 years into the future.

Many media platforms have been used to imagine what the future could look like. A Fast Company article from 2012 highlighted how French postcards from 1910 accurately predicted the technology found in 2000. George Orwell's classic novel 1984 inspired millions to be more wary of Big Brother. The TV series The Simpsons has long made satirical predictions that have bizarrely come true. But of all the media platforms used to predict the future, none have been so popular nor widely used as cinema.

Paintings and books that predict the future leave much to the imagination. Books provide a literary explanation of events, but no images to visually back them up. Paintings provide a visual account of events, but leave many questioning "what happens after?".

Cinema invades the mind of its audience, providing a visual illustration of what the future might look like, leaving little to the imagination. Stories are rarely those of a single individual, but rather stories of a society and the world they currently live in. These provide a perspective not only into the lives of the heroes, but also about the people surrounding them.

So how exactly do movies "predict" the future? There have been many narratives circling in pop culture, ranging from technological utopias, barren wastelands, to futures not much different from our present.

Animated movies are usually the main drivers behind the predictions of a positive future. Meet the Robinsons, Big Hero 6 and Astro Boy provide visions of a future that is a mix of technological utopia and colorful megacities. Time machines, tubular transportation and huge squishy walking hospitals are no doubt technological advancements that everyone wants, a result of an admittedly optimistic view of the future.

On the other side of the spectrum, we have movies that project a grittier picture of the future. These movies usually revolve around the rise of sentient technology, starvation, or the demise of the human species. Some notable members of this group are Blade Runner, the Mad Max franchise, 2001: A Space Odyssey and Interstellar. The worlds these movies build are often filled to the brim with crime and poverty. Interstellar and Mad Max base their stories on food scarcity, while Blade Runner and 2001: A Space Odyssey focus on the rise of artificial intelligence. It’s also interesting to note we have the outliers like Wall-E, which predicts the demise of the human race and the dominance of sentient robots, yet packages it in a kid-friendly manner.

Nearing the middle of the spectrum, we have the realistic predictions. These are the movies that are neither extremely optimistic nor pessimistic, focusing more on how far our society has progressed and what lies one or two steps ahead.

But this last group is probably the most interesting group of films among the others. These movies cause the most fear and hope, due to their premises being mostly based on reality and pre-existing technology. Look no further than Spike Jonze's Her for an example. Her chronicles a love story between a lonely man and his virtual assistant. At the time, Siri had only been out for three years, while Alexa and Google Assistant weren't even in existence yet. Ar the time, Her seemed to be a bit unimaginable. But now? The trio of smart assistants have taken the world by storm, and we rely on them for more day-to-day tasks. We have come closer and closer to the reality of Her.

So what should we do with these predictions? Well, we can take most of them with a grain of salt. There are tons of 'predictions' made by popular films that ultimately end up as nothing more than predictions. Star Trek and Star Wars have existed since the 1970's, yet we are not any closer to hyperspeed space travel (though Elon Musk certainly is trying hard).

These movies can also serve as a reminder and an illustration of what the future will look like if we're not careful. The choices we make as a society will determine whether we'll start living with our own Baymax, or whether we end up living through an episode of the Black Mirror series. (wng)


Google translate version

Memahami Masa Depan melalui Sinema

Film yang baru-baru ini dirilis, Ready Player One, telah menjual bioskop di seluruh dunia. Film ini memprediksi masa depan yang dekat di mana setiap orang telah meninggalkan realitas dan melarikan diri ke dunia realitas virtual. Sebagian besar popularitas film dapat dikreditkan ke sejarah panjang manusia yang mencoba memprediksi masa depan.

Individu yang lebih kreatif dari masyarakat kita secara historis memimpin jalan dalam membuat prediksi ini. Pada lingkup yang sempit, para penulis dan pelukis telah menciptakan dunia mereka sendiri, membangun realitas yang mungkin atau mungkin tidak memiliki tethers untuk kita sendiri. Di sinilah orang-orang seperti Star Wars, Star Trek, Lord of The Rings dan Dune datang. Para seniman lain telah mencoba untuk mengatasi masalah ini pada lingkup yang jauh lebih luas dan lebih realistis, merenungkan apa spesies manusia mungkin terlihat seperti 10 atau 20 tahun Menuju masa depan.

Banyak platform media telah digunakan untuk membayangkan seperti apa masa depan itu. Sebuah artikel Fast Company dari tahun 2012 menyoroti bagaimana kartu pos Prancis dari tahun 1910 secara akurat memprediksi teknologi yang ditemukan pada tahun 2000. Novel klasik George Orwell 1984 menginspirasi jutaan orang untuk lebih waspada terhadap Big Brother. Serial TV The Simpsons telah lama membuat prediksi satir yang telah menjadi kenyataan. Tetapi dari semua platform media yang digunakan untuk memprediksi masa depan, tidak ada yang begitu populer dan tidak banyak digunakan sebagai bioskop.

Lukisan dan buku yang meramalkan masa depan meninggalkan banyak imajinasi. Buku memberikan penjelasan kesusastraan tentang peristiwa, tetapi tidak ada gambar untuk secara visual mendukungnya. Lukisan memberikan laporan visual tentang peristiwa, tetapi meninggalkan banyak pertanyaan "apa yang terjadi sesudahnya?".

Sinema menyerbu pikiran para pendengarnya, memberikan gambaran visual tentang seperti apa masa depan, meninggalkan sedikit imajinasi. Cerita jarang orang-orang dari satu individu, melainkan cerita masyarakat dan dunia tempat mereka tinggal. Ini memberikan perspektif tidak hanya ke dalam kehidupan para pahlawan, tetapi juga tentang orang-orang di sekitarnya.

Jadi bagaimana sebenarnya film "memprediksi" masa depan? Ada banyak narasi yang berputar-putar dalam budaya pop, mulai dari utopias teknologi, lahan kritis tandus, hingga masa depan yang tidak jauh berbeda dari masa kini.

Film animasi biasanya merupakan pendorong utama di balik prediksi masa depan yang positif. Meet the Robinsons, Big Hero 6 dan Astro Boy memberikan visi masa depan yang merupakan perpaduan utopia teknologi dan kota-kota besar yang berwarna-warni. Mesin waktu, transportasi tubular, dan rumah sakit berjalan yang licin, tidak diragukan lagi merupakan kemajuan teknologi yang diinginkan semua orang, hasil dari pandangan masa depan yang diakui optimis.

Di sisi lain spektrum, kami memiliki film yang memproyeksikan gambaran masa depan yang lebih tajam. Film-film ini biasanya berkisar pada munculnya teknologi hidup, kelaparan, atau matinya spesies manusia. Beberapa anggota penting dari grup ini adalah Blade Runner, franchise Mad Max, 2001: A Space Odyssey dan Interstellar. Dunia yang dibangun film-film ini sering dipenuhi dengan kejahatan dan kemiskinan. Interstellar and Mad Max mendasarkan cerita mereka pada kelangkaan makanan, sementara Blade Runner dan 2001: A Space Odyssey fokus pada peningkatan kecerdasan buatan. Ini juga menarik untuk dicatat bahwa kita memiliki pencilan seperti Wall-E, yang memprediksi kematian ras manusia dan dominasi robot mahluk, namun mengemasnya dengan cara yang ramah anak.

Mendekati tengah spektrum, kami memiliki prediksi yang realistis. Ini adalah film-film yang tidak terlalu optimistik atau pesimistik, lebih berfokus pada seberapa jauh masyarakat kita telah maju dan apa yang ada satu atau dua langkah ke depan.

Tetapi kelompok terakhir ini mungkin adalah kelompok film yang paling menarik di antara yang lain. Film-film ini menyebabkan ketakutan dan harapan yang paling, karena tempat mereka sebagian besar didasarkan pada realitas dan teknologi yang sudah ada sebelumnya. Lihat tidak lebih dari Spike Jonze's Her sebagai contoh. Dia mengisahkan kisah cinta antara seorang pria kesepian dan asisten virtualnya. Pada saat itu, Siri baru keluar selama tiga tahun, sementara Alexa dan Asisten Google bahkan belum ada. Saat itu, sepertinya dia sedikit tidak terbayangkan. Tapi sekarang? Trio asisten yang pintar telah mengambil dunia dengan badai, dan kami mengandalkan mereka untuk tugas-tugas sehari-hari. Kita telah semakin dekat dengan realitas-Nya.

Jadi apa yang harus kita lakukan dengan prediksi ini? Yah, kita dapat mengambil sebagian besar dari mereka dengan butiran garam. Ada banyak 'ramalan' yang dibuat oleh film-film populer yang pada akhirnya berakhir tidak lebih dari prediksi. Star Trek dan Star Wars sudah ada sejak tahun 1970-an, namun kita tidak lebih dekat dengan perjalanan luar angkasa hiperspeed (meskipun Elon Musk pasti sedang berusaha keras).

Film-film ini juga dapat berfungsi sebagai pengingat dan ilustrasi seperti apa masa depan jika kita tidak berhati-hati. Pilihan yang kita buat sebagai masyarakat akan menentukan apakah kita akan mulai hidup dengan Baymax kita sendiri, atau apakah kita akhirnya hidup melalui episode dari seri Black Mirror.

Revised version
Memahami Masa Depan melalui Film

Film yang baru-baru ini dirilis, Ready Player One, telah meraup banyak penonton bioskop di seluruh dunia. Film ini memprediksi masa depan yang dekat dimana setiap orang telah meninggalkan dunia nyata dan melarikan diri ke dunia realitas virtual. Sebagian besar popularitas film ini dapat didasari oleh sejarah panjang manusia yang mencoba untuk memprediksi masa depan.

Para individu kreatif di masyarakat kita secara historis membuat jalan dalam membuat prediksi ini. Pada lingkup yang sempit, para penulis dan pelukis telah menciptakan dunia mereka sendiri, dunia yang mungkin atau tidak mungkin memiliki hubungan dengan dunia realita kita sendiri. Di sinilah film-film seperti Star Wars, Star Trek, Lord of The Rings dan Dune muncul. Para seniman lain telah mencoba untuk mengatasi masalah ini pada lingkup yang jauh lebih luas dan lebih realistis, merenungkan seperti apa wujud manusia pada waktu 10 atau 20 tahun ke depan.

Banyak platform media yang telah digunakan untuk membayangkan seperti apa masa depan itu. Sebuah artikel dari Fast Company pada tahun 2012 menyoroti bagaimana kartu pos Prancis dari tahun 1910 secara akurat memprediksi teknologi yang ditemukan pada tahun 2000. Novel klasik George Orwell yang berjudul 1984 menginspirasi jutaan orang untuk lebih waspada terhadap serial TV Big Brother. Serial TV The Simpsons telah lama membuat prediksi satir yang telah menjadi kenyataan. Tetapi dari semua platform media yang digunakan untuk memprediksi masa depan, tidak ada yang begitu populer dan banyak digunakan seperti film.

Lukisan dan buku yang meramalkan masa depan memerlukan imajinasi. Buku memberikan penjelasan tentang suatu peristiwa, tetapi tidak ada gambar yang dapat mendukungnya secara visual. Lukisan memberikan laporan visual tentang suatu peristiwa, tetapi meninggalkan banyak pertanyaan mengenai "apa yang akan terjadi selanjutnya?".

Film menyerbu pikiran para penontonnya dengan memberikan gambaran visual tentang seperti apa wujud masa depan sehingga penonton tidak perlu membayangkannya. Ceritanya lebih sering melibatkan sebuah masyarakat dan dunia tempat mereka tinggal, dibanding cerita mengenai seorang individual. Hal-hal inilah yang memberikan suatu perspektif tidak hanya mengenai kehidupan para pahlawannya, tetapi juga karakter-karakter yang berada disekitar mereka.

Jadi bagaimana sebenarnya sebuah film "memprediksi" masa depan? Ada banyak narasi seputar budaya pop, mulai dari utopia teknologi, negeri-negeri terlantar yang gersang, hingga masa depan yang tidak jauh berbeda dari masa kini.

Film-film animasi biasanya merupakan pendorong utama di balik prediksi masa depan yang positif. Meet the Robinsons, Big Hero 6 dan Astro Boy memberikan bayangan masa depan yang merupakan perpaduan utopia teknologi dan kota-kota besar yang berwarna-warni. Mesin waktu, transportasi tubular, dan rumah sakit berjalan yang lembut, tidak diragukan lagi merupakan kemajuan teknologi yang diinginkan semua orang, sebuah hasil dari pandangan masa depan yang dapat dikatakan optimis.

Di sisi lain spektrum, kita memiliki film yang menampilkan gambaran masa depan yang lebih keras. Film-film ini biasanya melibatkan adanya kecerdasan buatan, kelaparan, atau punahnya manusia. Beberapa film penting dari grup ini adalah Blade Runner, franchise Mad Max, 2001: A Space Odyssey dan Interstellar. Dunia yang dibangun dalam film-film ini sering dipenuhi dengan kejahatan dan kemiskinan. Interstellar and Mad Max mendasarkan cerita mereka pada kelangkaan makanan, sementara Blade Runner dan 2001: A Space Odyssey fokus pada evolusi kecerdasan buatan. Ini juga menarik untuk dicatat bahwa kita memiliki karakter pencilan seperti Wall-E, yang memprediksi kematian manusia dan dominasi robot, namun mengemasnya dengan cara yang ramah untuk anak-anak.

Mendekati pertengahan spektrum, kita memiliki film prediksi yang realistis. Ini adalah film-film yang tidak terlalu optimistik atau pesimistik, lebih berfokus pada seberapa jauh masyarakat kita telah berkembang dan apa yang akan terjadi satu atau dua langkah ke masa depan.

Tetapi kelompok terakhir ini mungkin adalah kelompok film yang paling menarik di antara yang lain. Film-film ini yang paling menyebabkan timbulnya rasa ketakutan dan juga harapan, karena sebagian besar dari ceritanya didasarkan pada realitas dan teknologi yang sudah ada sebelumnya. Contoh sederhananya adalah film Her karya Spike Jonze. Film ini mengisahkan kisah cinta antara seorang pria yang kesepian dan asisten virtualnya. Pada saat itu, Siri baru keluar selama tiga tahun, sementara Alexa dan Google Assistant bahkan belum ada. Saat itu, film Her terlihat sedikit sulit untuk dibayangkan. Tapi sekarang? Trio asisten yang pintar tersebut telah menjadi terkenal, dan kita mengandalkan mereka untuk tugas-tugas sehari-hari. Kita telah semakin dekat dengan realitas Her.

Jadi apa yang harus kita lakukan dengan prediksi ini? Yah, kita tidak perlu mempercayainya. Ada banyak 'ramalan' yang dibuat oleh film-film populer yang pada akhirnya tidak lebih dari sebuah prediksi. Star Trek dan Star Wars sudah ada sejak tahun 1970-an, namun kita belum bisa melakukan perjalanan luar angkasa dengan hiperspeed (meskipun Elon Musk pasti sedang berusaha keras).

Film-film ini juga dapat berfungsi sebagai sebuah pengingat dan ilustrasi mengenai seperti apa masa depan kita jika kita tidak berhati-hati. Pilihan yang kita ambil sebagai masyarakat akan menentukan apakah kita akan mulai hidup dengan Baymax kita sendiri, atau apakah kita hidup seperti episode dari seri Black Mirror.

No comments:

Post a Comment